
Kabar Duka: Kepergian Yunita Ababiel dan Fakta di Baliknya
Tvonline.id – Dunia hiburan Indonesia kembali berduka. Yunita Ababiel, salah satu penyanyi senior yang dikenal melalui grup vokal Ababils pada era 90-an, telah meninggal dunia. Kabar ini sontak menyentak hati banyak pihak, terutama generasi yang tumbuh bersama lagu-lagunya.
Namun, bukan hanya sosoknya sebagai artis yang jadi perhatian publik, melainkan juga penyebab wafatnya: kanker payudara. Penyakit yang selama ini kerap tidak disadari gejalanya, ternyata telah merenggut nyawa sosok penuh talenta ini. Kepergian Yunita bukan sekadar berita selebriti biasa, tetapi menjadi momen reflektif bahwa kanker payudara bisa mengintai siapa pun, bahkan mereka yang terlihat sehat di layar kaca.
Apa Itu Kanker Payudara?
Pengertian Medis
Kanker payudara adalah kondisi ketika sel-sel di jaringan payudara tumbuh secara abnormal dan membentuk tumor ganas. Jika tidak ditangani, sel kanker ini bisa menyebar ke bagian tubuh lain, termasuk tulang, paru-paru, hingga otak.
Fakta Global dan Indonesia
Menurut data WHO dan Globocan 2024, kanker payudara menjadi kanker paling umum di dunia, dan di Indonesia, menempati urutan pertama dengan tingkat kematian yang tinggi di kalangan wanita. Mirisnya, banyak penderita baru menyadari saat sudah memasuki stadium lanjut.

Penyebab Kanker Payudara: Kombinasi Genetik dan Gaya Hidup
Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga
Jika ada anggota keluarga seperti ibu atau saudara kandung yang pernah mengalami kanker payudara, risiko Anda meningkat hingga dua kali lipat. Mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 juga terbukti meningkatkan kerentanan terhadap penyakit ini.
Gaya Hidup dan Lingkungan
Beberapa kebiasaan yang bisa memperbesar risiko kanker payudara:
- Konsumsi alkohol berlebihan
- Merokok
- Obesitas
- Kurang olahraga
- Paparan estrogen dari terapi hormon atau pil KB jangka panjang
Yunita Ababiel sendiri disebut telah cukup lama berjuang melawan penyakit ini secara diam-diam. Ia diketahui sempat menjalani kemoterapi dan berbagai prosedur medis lainnya.
Gejala Awal Kanker Payudara yang Sering Diabaikan
Perubahan Fisik pada Payudara
Gejala awal biasanya terlihat dari perubahan pada payudara, antara lain:
- Muncul benjolan di payudara atau ketiak
- Perubahan bentuk dan ukuran payudara secara asimetris
- Kulit payudara mengkerut seperti kulit jeruk
- Keluarnya cairan tidak normal dari puting
Tanda Lain yang Tidak Boleh Dianggap Remeh
Selain perubahan fisik, beberapa penderita juga mengalami:
- Nyeri terus-menerus
- Puting tertarik ke dalam
- Pembengkakan di sekitar ketiak atau leher
Gejala-gejala ini kerap diabaikan karena dianggap wajar atau terkait siklus hormonal, padahal justru itu bisa jadi alarm dini yang menyelamatkan nyawa.
Perjalanan Yunita Ababiel Melawan Kanker: Diam-Diam Tapi Gigih
Proses Panjang Pengobatan
Berdasarkan informasi dari sumber dekat keluarga, Yunita Ababiel telah mengetahui penyakit ini sejak beberapa tahun lalu. Ia memilih tidak mengekspos ke publik demi menjaga ketenangan diri dan keluarganya. Proses medis yang dijalani mencakup kemoterapi, pengangkatan tumor (mastektomi), serta terapi hormon.
Sayangnya, seperti banyak kasus serupa, pengobatan sering kali tidak dapat menjamin kesembuhan total apabila kanker ditemukan pada tahap akhir.
Tekanan Mental dan Emosional
Berjuang melawan kanker bukan hanya soal medis. Aspek psikologis dan emosional juga sangat berat. Banyak pasien merasa terisolasi, kehilangan harapan, bahkan stres berat. Yunita Ababiel dikabarkan sempat mengalami penurunan kondisi akibat tekanan emosional dan fisik yang berkelanjutan.

Pentingnya Deteksi Dini dan Pemeriksaan Rutin
SADARI dan SADANIS
SADARI (Periksa Payudara Sendiri) setiap bulan adalah langkah sederhana tapi sangat penting. Dilakukan 7–10 hari setelah menstruasi, metode ini membantu mendeteksi benjolan atau perubahan lainnya.
Sementara itu, SADANIS (Periksa Payudara oleh Tenaga Medis) wajib dilakukan minimal 1 kali setahun, khususnya bagi perempuan di atas usia 35 tahun.
Skrining Mammografi dan USG
Bagi perempuan di atas 40 tahun atau dengan risiko tinggi, mammografi menjadi alat skrining paling efektif untuk mendeteksi kanker sejak dini. USG payudara juga bisa digunakan sebagai pelengkap, terutama bagi yang memiliki jaringan payudara padat.
Semakin cepat terdeteksi, semakin besar peluang sembuh. Data medis menunjukkan tingkat kesembuhan kanker payudara stadium 1 bisa mencapai lebih dari 90%.
Langkah Pencegahan Kanker Payudara yang Dapat Dilakukan
Gaya Hidup Sehat
Menjaga pola hidup sehat dapat menekan risiko terkena kanker. Beberapa langkah yang disarankan oleh pakar kesehatan:
- Konsumsi makanan tinggi antioksidan (sayuran hijau, buah beri, kacang-kacangan)
- Hindari makanan ultra-proses dan lemak trans
- Rutin olahraga minimal 30 menit sehari
- Jaga berat badan ideal
- Tidur cukup dan kelola stres dengan baik
Hindari Paparan Risiko
Penggunaan terapi hormon harus berdasarkan anjuran dokter. Hindari penggunaan sembarangan suplemen estrogen atau progesteron. Penggunaan kosmetik dengan bahan hormon sintetis pun kini mulai dikaji lebih dalam kaitannya dengan kanker payudara.
Dukungan Sosial Sangat Dibutuhkan Pasien Kanker
Pentingnya Komunitas dan Pendampingan
Pasien kanker tidak hanya butuh obat, tetapi juga dukungan moral. Komunitas seperti Lovepink, CISC (Cancer Information & Support Center), dan Yayasan Kanker Indonesia menyediakan ruang aman bagi survivor dan keluarga untuk saling menguatkan.
Keluarga Jadi Pilar Utama
Dalam kasus Yunita Ababiel, keluarga disebut sebagai penyemangat utama yang mendampingi hingga akhir hayat. Ini menjadi pengingat bahwa kehadiran orang terdekat sangat vital dalam proses pemulihan, baik fisik maupun mental.

Jangan Tunggu Sampai Terlambat
Kisah Yunita Ababiel menjadi pelajaran penting bagi semua perempuan bahwa kanker payudara adalah ancaman nyata, tapi bisa dilawan jika dideteksi sejak dini.
Jangan abaikan gejala kecil. Jangan menunda untuk periksa. Dan jangan takut untuk bicara soal kesehatan tubuh sendiri. Karena semakin dini kita tahu, semakin besar peluang hidup yang kita punya.