
Tvonline.id – Kematian Hossein Salami , Mayor Jenderallahir pada tahun 1960 di Golpayegan, Iran . Ia bergabung dengan IRGC pada awal Perang Iran–Irak (1980), naik menjadi komandan unit udara, dan kemudian diangkat sebagai Panglima IRGC lewat dekret Ayatollah Khamenei pada 21 April 2019.
Dikenal dengan retorika kerasnya terhadap Amerika Serikat, Israel, dan Arab Saudi, di bawah komandonya IRGC memperluas kemampuan rudal balistik dan memperkuat jaringan milisi di Lebanon, Yaman, Suriah, dan Irak . Keberaniannya menjadikannya simbol militer tegas Republik Islam.
Operation Rising Lion: Kronologi Serangan dan Hancurnya Komando Militer Iran
Pada dini hari 13 Juni 2025 Kematian Hossein Salami , Israel melancarkan Operation Rising Lion. Serangan ini melibatkan sekitar 200 jet tempur dan menarget lebih dari 100 sasaran utama, termasuk fasilitas nuklir Natanz, markas IRGC, dan gudang misil balistik.

Media Iran dan internasional melaporkan bahwa Kematian Hossein Salami, Mohammad Bagheri (Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran), dan Gholam Ali Rashid (Komandan Khatam-al Anbiya) tewas, bersamaan dengan ilmuwan nuklir seperti Fereydoun Abbasi dan Mohammad Tehranchi . Ledakan terdengar hebat dan terjadi di beberapa kawasan di Tehran, termasuk area residensial dan Kematian Hossein Salami.
Reaksi Iran berlangsung cepat: lebih dari 100 drone diluncurkan ke arah Israel sebagai respons awal, sementara Israel mengumumkan keadaan darurat dan menyiagakan sistem pertahanan udara .
Mengapa Israel Menyerang Sekaligus Menyingkirkan Komando Tinggi?
Kematian Hossein Salami Menurut pernyataan PM Netanyahu, serangan bertujuan membalik ancaman nuklir Iran, karena diperkirakan telah mencapai tahap “point of no return” dalam pengayaan uranium . Selain itu, fasilitas rudal balistik dan kepemimpinan strategis IRGC pun terlihat sebagai ancaman eksistensial bagi Israel.
Serangan ini sekaligus menjadi pesan: Israel siap menggunakan pendekatan militer preventif berdasarkan doktrin Begin—serangan untuk menjamin keberlangsungan eksistensi nasional.
Reaksi Iran: Balas Dendam Ditetapkan Sebagai Harga Darah Salam
Ayatollah Khamenei mengecam serangan sebagai tindakan kriminal, menjanjikan “pembalasan berat” . IRGC menyatakan Israel akan “membayar mahal” atas kematian Salami dan komandan lainnya.

Media negara memublikasikan slogan anti-Israel dan anti-AS dengan nada nasionalis tinggi. Iran juga menutup ruang udara dan melakukan mobilisasi militer internal .
4 Dampak Geopolitik: Eskalasi di Ambang Titik Balik
- Kelemahan komando Iran: Hilangnya Salami, Bagheri, dan Rashid melemahkan struktur komando IRGC. Meski ada suksesi cepat, tetapi kehilangan tokoh penting tidak mudah digantikan dalam jangka pendek .
- Potensi eskalasi regional: Kelompok proksi seperti Hizbullah dan Houthi kemungkinan diperintahkan melakukan serangan balasan melalui jalur lintas negara.
- Gangguan diplomasi nuklir: Serangan berbarengan dengan laporan IAEA soal non-kompliansi memupus harapan perundingan nuklir di Oman—justru mempercepat(fragmentasi) proses Iran dalam menuju nuklir nyata .
- Ketidakstabilan ekonomi global: Harga minyak naik sekitar 8–9%, akun Reuter melaporkan gejolak pasar saham dan respons pelarian ke aset aman seperti emas.
Sosok Salami: Kekuasaan, Retorika, Kerapuhan
Kematian Hossein Salami adalah manifestasi militer tegas Iran. Ia mendorong propaganda “pembersihan rezim Zionis” dan partisipasi aktif dalam perang proxy. Ia percaya Iran tidak akan taktis diserang langsung—keyakinan yang kini terbukti keliru .

Akibatnya, Kematian Hossein Salami menandai momen fragil bagi strategi pertahanan Iran, sekaligus memberi Israel leverage besar terhadap moral internal milisi. Namun dampak jangka panjang tergantung pada bagaimana Iran meresponslah insiden ini.
Pilihan Balasan Iran: Dari Balistik Hingga Siber
Iran memiliki beberapa opsi utama:
- Serangan langsung dengan rudal jarak menengah terhadap Israel—berpotensi memicu respons AS.
- Aktivasi militansi proksi: Hizbullah atau milisi-perusahaan terarah menyerang Israel.
- Siber-attack: Menarget infrastruktur militer dan pemerintah Israel secara digital.
Namun risiko internasional sangat tinggi—namun semua opsi tetap berada di meja jika Iran mengeksekusi janji balasannya secara penuh.
Suara Pakar: Ada Titik Balik dalam Konflik Iran–Israel
Pakar dari Atlantic Council menyebut serangan ini bukan hanya soal nuklir, tapi melemahkan kekuatan politik militer Iran dan menandai “momen perubahan” dalam persaingan strategis kawasan .

Namun pakar geopolitik lainnya berhati-hati: eskalasi tak terkontrol bisa menciptakan krisis multisektoral, meliputi blok energi, transportasi, dan bahkan lingkungan global.
Titik Balik Konflik: Mengukur Arti Kematian Salami bagi Langkah Berani Timur Tengah
Kematian Jenderal Kematian Hossein Salami bukan hanya guncangan internal Iran, tetapi mungkin menjadi pemicu krisis Timur Tengah lebih luas. Israel menunjukkan ia siap bertindak secepat kilat dan presisi terhadap komando Iran. Iran kini berdiri di persimpangan: antara membalas dengan penuh atau mencari jalan negosiasi.
Pasar global sudah merasakan imbasnya—harga minyak melonjak, saham terjun, dan dolar serta emas menguat. Di lingkup diplomasi, kerusakan atas Rencana Aksi Nuklir Komprehensif (JCPOA) semakin nyata.
Sinopsis Singkat
Aspek | Ringkasan |
---|---|
Tokoh Sentral | Hossein Salami – Panglima IRGC, simbol militer tegas Iran |
Aksi Israel | Operation Rising Lion – >200 jet dan >100 target militer/nuklir |
Korban Utama | Salami, Bagheri, Rashid, ilmuwan nuklir |
Reaksi Iran | Janji balasan berat, mobilisasi militer, retorika nasionalis tinggi |
Risiko | Eskalasi regional, kegagalan diplomasi nuklir, gejolak pasar energi global |
Apa yang Harus Diwaspadai? 4 Tanda Bahaya dan Langkah Selanjutnya

- Potensi serangan balistik langsung: Iran bisa melontarkan rudal jarak menengah ke arah Israel atau sekutu.
- Milisi proksi jadi pion eskalasi: Hizbullah, Houthi, dan milisi Irak bisa disinkronkan untuk bergerak.
- Serangan siber sebagai front baru: Iran sudah lama menyiapkan kapabilitas.
- Kegagalan diplomasi nuklir: Rangkaian insiden ini bisa menghentikan perundingan nuklir di Oman dan mempercepat ambisi nuklir Iran.
Geopolitik di Ambang Ketidakpastian
Kematian Hossein Salami menjadi penanda bahwa konflik Israel–Iran memasuki fase baru—dari perang proxy ke eskalasi langsung. Serangan Israel dalam “Operation Rising Lion” menegaskan strategi pencegahan keras untuk meredam ancaman nuklir dan balistik.
Iran menghadapi dilema strategis besar: melanjutkan respons militer penuh, meredam balasan demi mencegah perang besar, atau menyeimbangkan keduanya dengan diplomasi. Global hari ini menanti, melihat apakah konflik ini berhenti di sini atau membuka bab baru bagi konflik abad ini.