
WhatsApp Terancam Diblokir Total, Rusia Keluarkan Instruksi Tegas
Moskow – Otoritas Rusia secara resmi memasukkan WhatsApp ke dalam daftar aplikasi terlarang, dan memerintahkan Meta Platforms Inc. untuk segera menghentikan layanannya di wilayah Federasi Rusia. Keputusan mengejutkan ini diumumkan oleh Roskomnadzor, lembaga federal pengawas komunikasi dan media Rusia, pada Senin, 15 Juli 2025.
Dalam keterangan tertulis yang dirilis ke publik, Roskomnadzor menyebut WhatsApp sebagai bagian dari “infrastruktur digital ekstremis” karena dimiliki oleh Meta perusahaan yang telah dilarang sejak 2022.
“Aplikasi WhatsApp, meskipun sempat mendapat pengecualian, kini secara resmi diklasifikasikan sebagai bagian dari ekosistem Meta. Oleh karena itu, tunduk pada hukum pelarangan entitas ekstremis,” jelas juru bicara Roskomnadzor, Sergei Krylov.
Langkah ini langsung mengundang sorotan dari komunitas teknologi global. WhatsApp yang selama ini dianggap netral sebagai aplikasi perpesanan pribadi, kini ikut terseret dalam pusaran konflik geopolitik dan sensor digital Rusia.
Meta dan WhatsApp: Dari Netral Menjadi Sasaran Politik
Meta Dicap Ekstremis, WhatsApp Kena Imbas
Sebenarnya, Meta — induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp — telah lebih dulu masuk daftar hitam di Rusia sejak Maret 2022. Tapi saat itu, WhatsApp tidak serta-merta diblokir karena dianggap lebih fokus pada komunikasi personal ketimbang penyebaran konten publik.
Namun dalam dua tahun terakhir, posisi itu berubah drastis. Pemerintah Rusia mulai menilai bahwa WhatsApp digunakan secara luas untuk menyebarkan informasi yang tidak terkendali, termasuk konten-konten yang dianggap pro-Ukraina, anti-pemerintah, serta koordinasi oposisi.

“WhatsApp adalah bagian dari ‘arsitektur pengaruh Barat’. Kami tidak bisa biarkan aplikasi ini jadi alat sabotase digital dalam negeri,” kata Alexander Khinshtein, Ketua Komite Keamanan Informasi Duma.
Apa Dampaknya Jika WhatsApp Dilarang di Rusia?
1. Jutaan Warga Kehilangan Akses Komunikasi
Dengan lebih dari 76 juta pengguna aktif di Rusia, WhatsApp merupakan salah satu alat komunikasi utama masyarakat. Pemblokiran atau hengkangnya aplikasi ini akan berdampak luas, terutama pada:
- Komunikasi keluarga lintas kota dan negara
- Aktivitas bisnis UMKM
- Layanan pelanggan berbasis chatbot
- Transaksi informal melalui grup dan pesan langsung
2. Industri Teknologi Domestik Tertekan atau Diuntungkan
Di satu sisi, larangan WhatsApp bisa menjadi peluang bagi aplikasi perpesanan lokal seperti VK Messenger, ICQ (yang kini direvitalisasi), dan Sfera. Namun, pengamat menilai bahwa ketergantungan terhadap sistem lokal juga menghambat integrasi digital dengan pasar global.
“Ada keuntungan nasionalis jangka pendek, tapi kerugian jangka panjang dalam keterbukaan inovasi dan arsitektur teknologi global,” kata Anton Pakhomov, pakar komunikasi digital dari Moscow Tech Institute.
Mengapa Rusia Bertindak Sekarang? Ini 3 Alasannya
1. Upaya Mewujudkan Internet Berdaulat (RuNet Sovereignty)
Pemerintah Rusia telah lama mendorong konsep “RuNet”, yaitu internet versi nasional yang dikendalikan penuh oleh negara. WhatsApp, sebagai bagian dari jaringan komunikasi terenkripsi global, berlawanan langsung dengan ambisi ini.
2. Kontrol Terhadap Arus Informasi dan Keamanan Dalam Negeri
Enkripsi end-to-end yang digunakan WhatsApp membuat pesan pengguna tidak bisa disadap, bahkan oleh Meta sendiri. Ini menimbulkan kekhawatiran besar bagi pemerintah Rusia, yang ingin memastikan bahwa semua komunikasi dapat dipantau dalam konteks keamanan nasional.
3. Posisi Meta dalam Isu Perang Rusia–Ukraina
Meta dianggap terlalu berpihak kepada Ukraina. Facebook dan Instagram banyak memuat unggahan yang mendukung militer Ukraina, serta menyensor akun dan media Rusia. Hal ini membuat seluruh produk Meta, termasuk WhatsApp, dilabeli sebagai bagian dari “perang informasi”.
Respon dari Meta dan Komunitas Internasional
Meta Masih Bungkam, Tapi Tekanan Semakin Besar
Hingga kini, Meta belum mengeluarkan pernyataan resmi. Namun banyak analis percaya bahwa Meta akan kembali menggunakan pendekatan “low profile” seperti saat pemblokiran Instagram dan Facebook.
Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk menghindari ketegangan lebih lanjut dan meminimalisir risiko hukum terhadap karyawan atau mitra bisnisnya di Rusia.
Komunitas Digital: Internet Global Makin Terpecah
Banyak aktivis kebebasan digital mengecam langkah Rusia sebagai bentuk ekstrem kontrol informasi. Organisasi seperti Access Now dan Electronic Frontier Foundation (EFF) menyatakan keprihatinan mereka terhadap makin menebalnya “tembok digital” di berbagai negara otoriter.

“Ketika negara memblokir aplikasi seperti WhatsApp, itu bukan hanya serangan terhadap perusahaan, tapi terhadap hak dasar warga atas komunikasi privat,” kata Natalia Kasperskaya, advokat hak digital asal Rusia.
Pengguna Rusia: Apa yang Akan Mereka Lakukan?
1. Meningkatkan Penggunaan VPN
Setelah pelarangan Meta sebelumnya, penggunaan VPN di Rusia melonjak hingga 270%. Banyak warga tetap mengakses Instagram dan Facebook melalui aplikasi pengalih lokasi. Hal serupa diprediksi akan terjadi terhadap Aplikasi ini.
Namun, Rusia kini sudah memblokir banyak VPN populer dan memberi sanksi bagi penyedia layanan VPN yang tak mendaftar ke pemerintah.
2. Migrasi ke Aplikasi Alternatif
Warga Rusia kemungkinan besar akan berpindah ke:
- Telegram: populer, meskipun juga bermasalah dengan pemerintah
- VK Messenger: didukung penuh pemerintah, tapi minim fitur keamanan
- Signal: aman, tapi belum sepopuler Telegram
- ICQ New: versi terbaru dari aplikasi klasik Rusia yang kini dihidupkan kembali
Tabel: Aplikasi Meta vs Alternatif Lokal di Rusia
Aplikasi Meta | Status di Rusia | Alternatif Lokal (Status) |
---|---|---|
Diblokir sejak 2022 | VKontakte (aktif) | |
Diblokir sejak 2022 | Yappy, Sfera (baru, belum populer) | |
Akan diblokir 2025 | VK Messenger, ICQ New | |
Threads | Tidak diluncurkan | Tidak ada pengganti saat ini |
Internet Bukan Lagi Ruang Bebas, Tapi Medan Politik
WhatsApp, yang dulu dianggap hanya sebagai alat kirim pesan, kini telah menjadi simbol kebebasan komunikasi dan target politik digital. Dilarangnya WhatsApp di Rusia memperjelas tren bahwa internet global sedang memasuki era fragmentasi.
Bagi warga Rusia, keputusan ini bukan hanya kehilangan aplikasi chatting. Mereka kehilangan akses ke ekosistem informasi global, peluang bisnis lintas batas, dan kenyamanan komunikasi privat.
Bagi dunia, ini adalah peringatan keras: kebebasan digital tidak bisa lagi dianggap pasti. Setiap aplikasi, setiap klik, bisa jadi keputusan politis di era informasi ini.