Tvonline.id – Angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia masih menunjukkan tren tinggi sepanjang semester pertama 2025. Meski teknologi medis dan akses informasi sudah berkembang, nyamuk Aedes aegypti tetap menjadi momok mematikan di berbagai wilayah. Para dokter dan tenaga kesehatan pun kembali menegaskan pentingnya pencegahan sederhana: 3M Plus.
Demam Berdarah Sebagai seseorang yang aktif mengkampanyekan gaya hidup sehat, saya tidak pernah bosan mengingatkan followers bahwa mencegah lebih murah dan lebih aman dibanding mengobati. Dan dalam kasus DBD, pencegahan itu tidak membutuhkan biaya besar hanya kesadaran dan konsistensi menjaga lingkungan.
Lonjakan Kasus DBD Terus Terjadi di Berbagai Wilayah
Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Kesehatan RI, hingga bulan Juni 2025, tercatat lebih dari 65.000 kasus DBD Demam Berdarah secara nasional. Provinsi dengan kasus tertinggi meliputi:
- Jawa Barat (10.000 kasus)
- Jawa Timur (9.400 kasus)
- DKI Jakarta (7.200 kasus)
- NTT dan Kalimantan Selatan (masing-masing di atas 4.000 kasus)
Yang mengkhawatirkan, jumlah kematian akibat DBD sudah mencapai lebih dari 560 jiwa, dengan sebagian besar korban adalah anak-anak usia di bawah 15 tahun.
Apa Penyebab Demam Berdarah Sulit Ditekan?
1. Perubahan Iklim dan Cuaca Ekstrem
Salah satu faktor terbesar yang memperparah penyebaran DBD adalah kondisi iklim yang tidak menentu. Perubahan pola hujan dan suhu menciptakan habitat sempurna bagi nyamuk Aedes. Hujan yang disusul cuaca panas mempercepat siklus hidup nyamuk dan meningkatkan populasinya dalam waktu singkat.
2. Kurangnya Kesadaran Kolektif
Masyarakat seringkali merasa “lupa” atau “malas” membersihkan lingkungan jika belum ada korban di sekitarnya. Padahal, pencegahan harus dilakukan sebelum ada kasus. Satu genangan air di halaman bisa menjadi sumber ratusan telur nyamuk dalam semalam.
3. Lingkungan Perkotaan yang Padat
Di kota-kota besar, sistem drainase yang buruk dan sampah yang menumpuk menjadi pemicu berkembang biaknya nyamuk. Tak heran jika DKI Jakarta, dengan segala kecanggihannya, masih masuk dalam tiga besar kasus DBD nasional.
Apa Itu 3M Plus dan Kenapa Masih Relevan?
Demam Berdarah,Kampanye 3M Plus mungkin terdengar klasik, tapi terbukti efektif. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang tidak tahu atau tidak paham cara melakukannya secara konsisten.
Penjelasan 3M:
Menguras:
Membersihkan tempat penampungan air secara rutin, seperti bak mandi, toren, drum, dan ember. Telur nyamuk bisa bertahan di dinding wadah air selama berbulan-bulan, bahkan tanpa air sekalipun.
Menutup:
Pastikan semua wadah air tertutup rapat. Jangan biarkan nyamuk bertelur di dalam tampungan air yang tidak digunakan.
Memanfaatkan / Mendaur Ulang:
Barang bekas seperti botol, ban mobil, kaleng, dan pot bunga harus dibersihkan atau dibuang jika tidak digunakan.
Apa yang Dimaksud “Plus”?
“Plus” adalah tambahan tindakan pencegahan yang juga penting:
- Menabur larvasida (abate) di tempat sulit dikuras
- Menggunakan kelambu saat tidur
- Memasang kawat kasa di ventilasi dan jendela
- Menggunakan lotion anti nyamuk, terutama di pagi dan sore hari
- Menanam tanaman pengusir nyamuk (lavender, sereh, kemangi)
- Memberikan edukasi kepada tetangga dan keluarga
Bahaya Nyata dari Demam Berdarah
Fase Kritis Setelah Demam Turun
Demam Berdarah Yang banyak orang salah paham adalah, fase paling berbahaya DBD justru terjadi saat demam mulai turun. Ini biasanya hari ke-3 hingga ke-7. Jika tidak ditangani, pasien bisa masuk ke fase syok dengue.
Gejala Bahaya yang Perlu Diketahui:
- Perdarahan gusi atau hidung
- BAB hitam atau muntah darah
- Tubuh lemas ekstrem
- Nafas cepat dan pendek
- Perut terasa nyeri hebat
- Tangan dan kaki dingin, denyut nadi melemah
Jika kamu atau anggota keluargamu mengalami gejala ini, jangan menunda untuk segera ke rumah sakit. Penanganan cepat bisa menyelamatkan nyawa
Apa Bisa DBD Sembuh di Rumah?
Jawabannya tergantung tingkat keparahan. Jika DBD masih tahap awal dan terpantau ketat oleh dokter, beberapa kasus memang bisa dirawat di rumah. Tapi jangan pernah menganggap DBD seperti flu biasa. Karena saat fase kritis datang, kondisinya bisa berubah dalam hitungan jam.
Bagaimana dengan Vaksin DBD?
Demam Berdarah Saat ini, Indonesia sudah mengizinkan vaksin Dengvaxia, namun penggunaannya masih terbatas. Vaksin ini hanya direkomendasikan untuk orang yang sudah pernah terinfeksi virus dengue sebelumnya.
Qdenga, vaksin baru dari Takeda Jepang, dikabarkan lebih fleksibel dan bisa diberikan kepada mereka yang belum pernah terpapar. Namun masih dalam tahap adopsi bertahap oleh pemerintah dan fasilitas kesehatan tertentu.
Apa yang Bisa Kita Lakukan Sebagai Masyarakat?
1. Lakukan 3M Plus Setiap Pekan
Bersihkan bak mandi, cek halaman, tutup semua wadah air. Lakukan ini minimal seminggu sekali, jangan tunggu RT tetangga kena fogging baru panik.
2. Laporkan Kasus Demam Mendadak
Jika ada tetangga, anak sekolah, atau keluarga yang demam tinggi mendadak tanpa gejala flu — sarankan periksa ke dokter dan laporkan ke puskesmas untuk pelacakan cepat.
3. Edukasi Orang Sekitar
Sebagai influencer kesehatan, saya percaya bahwa satu video singkat, satu postingan story, atau satu percakapan santai bisa menyelamatkan lebih dari satu nyawa. Jangan pernah lelah menyebarkan info tentang bahaya DBD dan pentingnya 3M Plus.
Demam Berdarah Masih Jadi Ancaman Nyata, Mari Bergerak Bersama
Demam Berdarah Angka kasus yang terus meningkat jadi pengingat bahwa DBD bukan penyakit musiman biasa. Ia cepat menyebar, sulit dikenali di awal, dan bisa membunuh dalam waktu singkat. Tapi kabar baiknya: kita bisa cegah dengan langkah sederhana.
3M Plus bukan sekadar slogan. Ini alat perlindungan nyata yang terbukti menyelamatkan ribuan nyawa setiap tahun. Mulai dari ru