Tvonline.id – Iran Diserang AS Langkah militer Amerika Serikat ke wilayah Iran kembali memanaskan situasi global. Serangan ini bukan hanya tentang dua negara, tapi menyentuh kepentingan ekonomi, politik, dan kemanusiaan internasional. Dunia pun menahan napas menanti dampak lanjutan.
Kronologi Serangan: AS Mengguncang Iran Lewat Jalur Udara
Operasi Militer Mendadak di Tengah Malam
Pada 22 Juni 2025 pukul 02.45 waktu Teheran, serangkaian ledakan terdengar di sejumlah wilayah Iran selatan. Jet tempur AS F-35 Lightning dan drone MQ-9 Reaper dilaporkan menargetkan pangkalan militer Iran di Hormozgan, serta fasilitas pelatihan milisi di luar Shiraz. Pentagon menyebut serangan ini sebagai “langkah presisi terhadap infrastruktur ancaman”.
AS Menyebut Ini Balasan Atas Serangan Milisi Proksi
Menurut juru bicara Departemen Pertahanan AS, serangan dilakukan sebagai respons Iran Diserang AS terhadap ledakan IED yang menewaskan tiga tentara AS di Irak pekan lalu. Mereka menyebut kelompok pelaku terhubung langsung dengan Garda Revolusi Iran. Gedung Putih menyatakan tindakan ini legal menurut hukum internasional sebagai “tindakan defensif terbatas”.
Iran Marah: Ancaman Balas Dendam dan Mobilisasi Pasukan
Pernyataan Keras dari Presiden Iran
Iran Diserang AS Presiden Iran, dalam pidato nasional yang disiarkan langsung, menyebut serangan ini sebagai “penyulut perang regional.” Ia menuduh Iran Diserang AS telah melanggar piagam PBB dan berjanji untuk membalas “di waktu dan tempat yang tidak terduga.”
Iran Siapkan Rudal dan Siaga Tempur
Sumber dari Kementerian Pertahanan Iran menyebut sistem rudal balistik Zolfaghar dan Fateh telah dipindahkan ke lokasi strategis. Unit Garda Revolusi juga dilaporkan mulai bergerak ke perbatasan Irak, meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.
Dampak Langsung ke Pasar Global: Minyak, Saham, dan Emas Bergejolak
Harga Minyak Tembus US$112 per Barel
Iran Diserang AS Selat Hormuz, jalur 30% ekspor minyak dunia, menjadi titik krusial yang dikhawatirkan terdampak konflik. Lonjakan harga minyak langsung terasa. Dalam satu hari, harga naik 9%, mencapai US$112 per barel. Negara pengimpor minyak seperti Jepang, India, dan Jerman menyatakan kekhawatiran mereka.
Investor Berpindah ke Aset Aman
Di sisi lain, pasar saham internasional mencatat penurunan signifikan. Dow Jones turun 2,3%, Nikkei jatuh 3,1%, sementara harga emas naik 6% dalam satu hari perdagangan. Arah ekonomi global diperkirakan memburuk jika konflik tidak kunjung mereda.
Respon Dunia: Seruan Damai Tapi Tanpa Solusi
Uni Eropa, Rusia, dan China Bersikap Kritis
Iran Diserang AS, Presiden Komisi Eropa mengecam langkah AS dan menyatakan bahwa diplomasi harus kembali menjadi pilihan. Rusia menyebut serangan sebagai provokasi dan memperingatkan bahwa intervensi militer asing di Timur Tengah hanya memperburuk ketidakstabilan global. Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyerukan “penghentian semua tindakan agresif dan memulai pembicaraan damai.”
PBB Akan Gelar Sidang Darurat
Sekjen PBB telah meminta Dewan Keamanan mengadakan sidang darurat. Namun, upaya konkret menuju gencatan senjata belum terlihat. Ketegangan masih sangat tinggi, terutama setelah Iran secara terbuka menyebut akan membalas.
Reaksi Indonesia dan ASEAN: Netral Tapi Waspada
Indonesia Serukan Diplomasi dan Siapkan Skenario Darurat
Melalui Kementerian Luar Negeri, Indonesia menyatakan keprihatinan mendalam atas memburuknya situasi keamanan di Timur Tengah. Pemerintah menyarankan semua pihak kembali ke jalur diplomasi. Namun, secara internal, Indonesia juga mulai menghitung dampak terhadap harga BBM, ketahanan pangan, dan lalu lintas ekspor-impor.
Malaysia, Thailand, dan Singapura Amankan Energi Nasional
Negara-negara ASEAN lain seperti Malaysia dan Singapura mulai menambah cadangan energi dan melakukan diplomasi bilateral dengan negara pemasok minyak untuk mengantisipasi potensi kelangkaan energi akibat konflik ini.
Ancaman Kemanusiaan: Warga Sipil Iran Mengungsi Massal
Kota-Kota Iran Dalam Ketakutan
Pasca serangan, warga Teheran, Isfahan, dan Tabriz mulai memborong bahan makanan, solar, dan logistik. Banyak dari mereka yang mulai mengungsi ke daerah-daerah yang dinilai lebih aman, seperti pegunungan Zagros dan perbatasan utara Iran,Iran Diserang AS .
Organisasi Kemanusiaan Aktif di Wilayah Perbatasan
UNHCR dan ICRC telah menyiapkan kamp pengungsian di Irak dan Turki. Laporan menyebut lebih dari 20.000 warga telah mengungsi dari Iran dalam 48 jam terakhir. Banyak yang mengkhawatirkan krisis kemanusiaan besar jika konflik berubah menjadi perang jangka panjang.
Eskalasi Regional: Akankah Israel, Turki, dan Arab Saudi Terlibat?
Israel Tunjukkan Dukungan Terhadap Langkah AS
Perdana Menteri Israel secara terbuka menyatakan bahwa negaranya mendukung tindakan AS dan siap ikut jika Iran melakukan agresi balasan yang menyerang sekutu. Ini menambah ketegangan baru di kawasan.
Turki dan Arab Saudi Bersikap Ambigu
Sementara Turki menyuarakan perlunya dialog, namun tetap memperkuat militer di perbatasan timurnya. Arab Saudi menyambut baik langkah AS secara diplomatik, tapi menyatakan tidak ingin terseret langsung dalam konflik. Namun, analis militer menyebut bahwa kedua negara ini tidak akan bisa menghindar jika ketegangan berubah menjadi perang terbuka.
Akankah Dunia Menuju Perang Besar?
Skenario Terburuk: Perang Dunia Ketiga?
Iran Diserang AS Beberapa analis geopolitik mengingatkan bahwa skenario terburuk tetap terbuka. Jika Iran membalas dengan menyerang pangkalan AS di kawasan, lalu AS merespons lebih besar, maka konflik bisa meluas dengan cepat dan menyeret banyak negara lain.
Jalan Diplomasi Masih Ada, Tapi Menyempit
Meski PBB dan berbagai negara menyerukan perdamaian, tetapi retorika keras dari kedua pihak dan saling tuduh justru mempersempit ruang negosiasi. Kini, dunia hanya bisa berharap bahwa salah satu pihak menahan diri sebelum batas akhir tercapai.
Dunia Berada di Ambang Krisis Global
Iran Diserang AS bukan hanya insiden militer, tapi titik balik geopolitik yang bisa membawa dampak luas ke ekonomi global, kestabilan kawasan, dan keamanan internasional. Dalam hitungan hari, kita bisa melihat dua kemungkinan: dunia kembali ke jalur diplomasi, atau justru masuk ke dalam babak baru konflik besar yang belum tentu bisa dihentikan dalam waktu dekat.